Cara Membuat Kertas Uji Borak (Borak Paper test)

Boraks seringkali digunakan sebagai pengawet makanan. Untuk itu masyarakat harus hati-hati dalam memilih makanan, karena kandungan pengawet yang satu ini berbahaya bagi kesehatan.
 
Kunyit merupakan bahan alami yang bisa digunakan untuk menguji kandungan boraks dalam makanan. Adanya kurkumin dalam kunyit membuat kunyit dapat digunakan sebagai kit yang dapat digunakan untuk menganalisis kandungan boraks secara sederhana.

“Oleh karena itu, penelitian pembuatan paper test kit untuk analisis kadar boraks dalam makanan ini sangat diperlukan,” lanjutnya.

Proses paper test kit dengan kunyit ini diawali dengan menumbuk halus kunyit dengan menggunakan mortar, ditambah sedikit air, dan disaring di dalam beaker glass. Kemudian air kunyit di dalam beaker glass sebagian dituangkan pada petridish. Setelah itu kertas whatman dicelupkan ke dalam petridis dan dibolak-balik hingga semua permukaannya rata dengan air kunyit.

Langkah selanjutnya adalah kertas whattman ditata di atas papan dan dikeringkan di bawah terik sinar matahari. Lakukan langkah di atas pada larutan kunyit dengan perbandingan 5 ml kunyit dan 1 ml air. Kemudian lakukan uji daya kesensitivan paper test kit.

Dari pengujian yang telah dilakukan, paper test kit ini mampu mendeteksi kandungan boraks pada makanan dengan kadar minimal 200 ppm. Semakin besar kadar ppm dari boraks maka semakin jelas warna coklat pada paper test kit.

Alat ini  digunakan dengan membuat ekstrak dari makanan yang akan diketahui kandungan boraksnya, misalnya pada bakso. Bakso ditumbuk dan ditambahkan sedikit air sehingga ekstraknya dapat diambil. Kemudian diteteskan ke paper test kit. Apabila warnanya berubah menjadi coklat, makanan itu mengandung boraks.

Paper test kit sederhana ini dapat mendeteksi kandungan boraks hingga 200 ppm. Sementara para pembuat bakso komersial biasa menambahkan boraks ke dalam adonan bakso dengan kadar 0,1 – 0,5 % dari berat adonan. Jika dikonversikan ke dalam ppm menjadi sekitar 800-4000 ppm.

Dengan adanya alat ini, masyarakat akan dapat meminimalkan konsumsi makanan yang mengandung boraks, yang dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya bila sudah melebihi ambang batas di dalam tubuh manusia.