JOURNEY SPERM TO SEMEN

Spermatozoid adalah sel kelamin atau gamet milikmya laki laki
  • Spermatozoid ini benar benar mempunyai tanggung jawab yang besar untuk membawa misi penerus generasi
Apa misinya ?
  • Membawa pesan dari yang punya sperma ( silent mision) dengan titipan genetik / karakter yang dipunyai yang empunya .
Apa pesannya ?
  • Aku titipkan karakter sifatku lewat gen padamu hai sperma , carilah pasangan yang sesuai hingga ,menghasilkan turunanku yang terbaik.hehe
  • Sebelum bertemu dengan temannya sel telur ( ovum) sperma yang dibuat di testes harus di muliakan / di proses sehingga mempunyai kemampuan yang unggul
  • Keunggulan hanya ditujukan untuk bisa ketemu dengan pasangan si telur di sana (baca tuba falopii),
Maka sel sperma itu
  1. perlu dimatangkan
  2. perlu dikuatkan hingga menjadi semen
Jadi apa itu semen ?
Semen adakah sel kelamin sperma yang siap membuahi setelah diolah di tempatnya dengan bumbu yang didatangkan dari berbagai kelenjar di gonade antara lain Kelenjar prostata , kelenjar Bulbourethra , Urethra , Kelenjar Vesikula Seminal dan Cairan cairan Seminal Plasma.OK
Setelah unggul si semen terus berjalan dengan gerakan lambat tapi pasti dengan saluran yang dilalui mulai dari testes - epididimis - vas deferens - vesica seminalis - urethra - ejakulasi
Bagaiamana prosesnya ?
  • Proses diawali oleh sentuhan hormon di testes dari hormon yang dihasilkan di kelenjar hypofise di bagian bawah Pituitary
  • Aspek Endokrin atau hormonal ini sebenarnya untuk membuat dan mengawali proses
  • Pembenrukan sperma (Spermatogenesis) diperlukan hormon FSH dan LH yang pada pria sering disebut Interstitial Cell Stimulating Hormon (ICSH) yang diproduksi oleh kelenjar hipofise
  • Hormon ICSH itu disebut dengan Gonadotropin (karena berhubungan dengan sel kelamin) .
  • Sekresi gonadotropin ini diatur oleh releasing hormon dari hipothalamus.pada cerebrum kita
  • ICSH ini berperan penting mengatur sekresi testosteron yang dikeluarkan oleh sel-sel interstitial Leidig. pada testes
  • Testosteron adalah hormon yang menimbulkan sifat seks sekunder pada pria, ereksi dan mempengaruhi spermatogenesis atay yang dikenal kemudian dengan pembentukan sperma
  • FSH mempengaruhi pertumbuhan dan pematangan sel-sel epitel germinal pada testes yang kita sebut spermatogonium (2n)
  • FSH bekerja pada sel sertoli pada testes ada di daerah tubulus seminiferus untuk membentuk PPA (Potein pengikat Androgen) atau Androgen Binding Protein (ABP)
  • PPA atay ABP kemudian bekerja sama dengan androgen untuk mempertahankan tubuli seminiferi dalam proses spermatogenesis.
  • Pengeluaran FSH oleh hipofise dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dibentuk testis dalam jumlah kecil.
  • Pemberian estrogen yang tinggi dapat menimbulkan umpan balik negatif terhadap hipofisis, menyebabkan penekanan produksi FSH,
  • Penekanan produksi FSH itu menyebabkan spermatogenesis tertekan dan terjadi degenerasi epitel seminiferi.
  • Spermatogenesis dipengaruhi pula oleh suhu, kenaikan suhu badan sampai 40,5oC menekan proses spermatogenesis misalnya adanya varicocele, infeksi, radiasi dan beberapa obat-obatan.
  • Akhir cerita spermatogenesis terbentuk spermatozoid yang kemudian perlu dimatangkan dan dikuatkan serta didoakan
  • OK
Proses kemudian dilanjutkan di saluran saluran setelah testes misalnya epididimis , vas deferens , vesicula seminalis , urethra

Proses perlu Cairan Seminal Plasma yang diproduksi oleh
  1. Kelenjar Bulbourethra dan Urethra
  2. Kelenjar Prostat
  3. Kelenjar Vesikula Seminal

Cairan Seminal Plasma
  • Cairan seminal plasma merupakan sekret kelenjar tambahan saluran reproduksi pria yang sebenarnya tidak dikeluarkan sekaligus waktu ejakulasi tetapi secara bertahap.
  • tahapan semeno genesis (baca pembentukan sperma mantap) dibagi menjadi 3 proses menurut urutan keluarnya,
  1. Prses I adalah hasil sekresi kelenjar bulbourethra dan kelenjar uretra
  2. Proses II hasil sekresi kelenjar prostat dan biasanya porsi ini mengandung spermatozoa paling banyak yang berasal dari ampula dan epididimis.
  3. Proses III yang paling banyak mengandung cairan berasal dari vesikula seminalis.

Kelenjar Bulbourethra dan Urethra
  • Kelenjar bulbourethralis kecil berbentuk kacang buncis terdapat sepasang kiri-kanan dan terletak di antara prostat.
  • Salurannya bermuara ke urethra setelah berada dalam penis.
  • Kelenjar ini berbentuk tubulo-alveoler.
  • Bagiannya sama seperti prostat dan vesikula seminalis yaitu :
  1. tunika mukosa,
  2. tunika muskularis
  3. tunika adventitia.
  • Tunika mukosa dibentuk atas jaringan epitel berbentuk batang.
  • Tunika muskularis dan tunika adventitia tipis dan bergabung membentuk stroma.
  • Terdiri atas serat otot polos, kolagen, elastis dan yang khas pada kelenjar ini tedapat serat otot lurik.
  • Sekresi kedua kelenjar tersebut sekitar ± 0,1-0,2 ml.
  • Cairannya bening, kaya mukoprotein
  • Berfungsi membasahi saluran reproduksi pria terutama di daerah uretra bagian distal dari sisa urin yang bersifat asam sebelum dilalui oleh spermatozoa.
Kelenjar Prostat
  • Kelenjar prostat berbentuk bangunan lonjong yang melingkupi urethra dan terletak di bawah kandung kemih.
  • Keseluruhan kelenjar disalut suatu kapsul yang terdiri atas jaringan ikat.
  • Jaringan kapsul bercabang-cabang dan menerobos masuk ke kedalaman kelenjar dan menyalut ke setiap unit terkecil kelenjar yang berbentuk tubulo-alveoler.
  • Kelenjar ini ada tiga macam sesuai dengan letak lapisan, yaitu:
  1. kelenjar mukosa terletak pada lapisan mukosa
  2. kelenjar sub mukosa terletak di bawah tunika mukosa dan
  3. kelenjar utama menerobos masuk ke tunika muskularis dan tunika adventitia.
  • Tunika mukosa dibentuk atas jaringan epitel berlapis semu oleh sel berbentuk batang, kadang berbentuk kubus.
  • Di antara sel batang ada sel dasar yang kecil.
  • Di dalam lumen kelenjar sering ditemukan butiran yang disebut corpus amylaceum, yang jumlahnya meningkat seeuai dengan lanjutnya umur pemilik.
  • Batu prostat ini berasal dari gumpalan sel epitel yang lepas bercampur lendir yang menumpuk.
  • Dalam lumen banyak sekret berupa lendir yang mengandung enzim fosfatase asam dan fruktosa.
  • Tunika muskularis dan tunika adventitia sangat tipis menyelaputi tunika mukosa, baik pada kelenjar cabang maupun kelenjar utama serta batas antara kedua tunika tersebut tidak kentara.
  • Volume cairan prostat sekitar 0,5 ml atau 13-33% dari volume sperma.
  • Warnanya jernih dan pHnya sedikit asam yaitu 6,5.
  • Hasil sekresi utamanya adalah asam sitrat dan asam fosfatase, asam sitrat banyak dijumpai pada buah-buahan.
  • Peranan asam sitrat adalah dalam proses liquifaksi semen.
  • Semen yang baru dikeluarkan tampak mengalami koagulasi
  • Bila didiamkan pada suhu kamar akan terjadi proses liquifaksi, dimana semen menjadi cair kembali.
  • Proses liquifaksi ini diduga akibat berikatannya asam sitrat dengan kalsium.
  • Fungsi lain asam sitrat adalah dalam memelihara keseimbangan osmotik plasma sperma.
  • Asam sitrat merupakan kandungan spesifik dalam kelenjar prostat, sehingga dapat dijadikan indikator untuk menilai fungsi kelenjar ini.
  • Kelenjar prostat juga diketahui menghasilkan protein-protein yang mempengaruhi proses liquifaksi sperma.
  • Protein tersebut berupa enzim peptidase dan seminal proteinase, seminin, aktifator plasminogen dan alfa amilase.
  • Sedangkan Ca, Zn, Mg dan K berfungsi menjaga keseimbangan osmotik dalam semen sehingga keseimbangan asam basa terjaga.
Kelenjar Vesikula Seminal
  • Kelenjar mani ini berbentuk kantong, sepasang kiri kanan.
  • Kantong dibentuk atas gabungan kantong-kantong kecil yang dibungkus oleh kapsul jaringan ikat.
  • Kelenjar Vesikula Seminal ini terdiri atas tiga lapis yaitu
  1. Tunika mukosa
  2. Tunika muskularis dan
  3. Tunika adventitia.
  • Tunika mukosa membuat tonjolan bercabang dan berjalin ke lumen, sehingga selain ada lumen utama di tengah kantong ada pula lumen-lumen kecil di antara jalinan tonjolan tunika. Jaringan epitelnya berlapis semu.
  • Sel lapisan dasar berbentuk bundar, sel lapisan atas berbentuk batang rendah atau kubus.
  • Sel itu mengandung banyak granula sekresi.
  • Di bawah epitel ada lamina propia yang banyak mengandung serat elastis dan di dalam lumen banyak terdapat sekret lendir yang kental.
  • Tunika muskularis sekeliling kantong cabang tipis, sedangkan sekeliling keseluruhan kantong tebal, terdiri dari serat otot polos.
  • Tunika adventitia tipis, baik yang menyalut kantong cabang maupun kantong keseluruhan yang terdiri atas serat kolagen dan elastis.
  • Hasil sekresi kelenjar vesikula seminal bersifat basa.
  • Kandungan khas pada sekret kelenjar ini adalah adanya gula reduksi, fruktosa.
  • Fruktosa di dalam semen berperan sebagai sumber energi bagi spermatozoa. Beberapa penelitian melaporkan bahwa kadar fruktosa semen berkorelasi dengan konsentrasi dan motilitas sperma.
  • Ternyata plasma semen yang memiliki konsentrasi spermatozoa yang tinggi, maka kadar fruktosanya rendah.
  • Hal tersebut karena sperma menggunakan fruktosa sebagai sumber energi.
  • Semakin besar jumlah spermatozoa di dalam semen semakin besar pula jumlah fruktosa yang terpakai.
  • Demikian pula terdapat korelasi negatif antara motilitas spermatozoa dengan kadar fruktosa di dalam plasma sperma, karena diduga spermatozoa yang memiliki motilitas tinggi akan memakai lebih banyak fruktosa untuk aktivitas tersebut.
  • Kadar fruktosa yang tinggi banyak dijumpai pada semen orang yang sub fertile (tidak subur) dan azoospermia (jumlah sperma rendah).
  • Cairan vsikula seminal berperan dalam motilitas sperma.
  • Hal ini telah dibuktikan pada percobaan dengan menggunakan hewan coba tikus.
  • Pengangkatan vsikula seminal menyebabkan rendahnya angka kehamilan.
  • Tidak adanya cairan vsikula seminal menyebabkan rendahnya motilisas sperma sehingga kemampuan hidupnya menurun.
  • Vesikula seminal juga menghasilkan protein yang berikatan fruktosa .
  • Ikatan antara protein dan fruktosa tersebut menyebabkan koagulasi spermatozoa.
  • Komponen lain yang dihasilkan oleh vsikula seminal adalah potassium, prostaglandin, laktoferin, inhibitor proteinase dan fosforilkolin.
  • Fosfatase berfungsi sebagai katalisator perubahan fosfoglukosa menjadi fosfofruktosa yang berperan di dalam pembentukan energi.
  • Potassium berperan dalam menjaga keseimbangan osmotik semen sehingga pH semen relatif konstan.
  • Prostaglandin berfungsi membantu sperma melakukan penetrasi untuk menembus zona pelusida sel telur saat terjadi pembuahan.
  • Laktoferin merupakan salah satu Sperm Coating Factor yang berfungsi untuk ketahanan sperma, sedangkan inhibitor proteinase berperan di dalam membantu proses likuifaksi.
UNTUK MEMAHAMI KE PRIAAN INI PERLU DIBACA

  • Pada organ reproduksi pria, yakni buah zakar / testes pada seorang laki-laki dewasa dapat menghasilkan lebih dari seratus juta sel sperma setiap hari,
  • Seperti halnya yang terdapat dalam sel – sel sperma sendiri dapat bergerak berangsur angsur melalui vasa deferensia
  • Sebelum sampai vas deferens saluran yang dikunjungi adalah tubulus seminifer dan epididimis
  • Tubulus seminiferus saluran untuk membentuk sperma ( spermatogenesis)
  • Epididimis ialah tempat pertumbuhan dan penyimpanan serta pematangan sperma
Alat kelamin pria mempunyai dua fungsi
  1. Reproduksi untuk produksi sel kelamn
  2. Pelepasan sel – sel ke saluran sel kelamin yang terdapat pada organ reproduksi wanita.
Dalam pengolahan serta produksi terhadap sperma sendiri terjadi di dalam testis.
Testis
  • Testis merupakan buah zakar atau biasa juga disebut buah pelir adalah suatu alat dengan dua fungsi, yaitu tempat pembuat sperma juga merupakan organ endokrin.
  • Testis sendiri mempunyai cirri seperti karakternya yang berbentuk bulat lonjong, terdapat sepasang kiri-kanan dan tersimpan dalam suatu kantong yang disebut scrotum.
  • Alat ini disalut oleh suatu kapsul yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut tunika albugenia.
  • Pada bagian posterior kapsul, menebal disebut mediastinum testis.
  • Pada bagian mediastinum tersebut terdapat sekat yang membagi testis atas banyak ruang yang disebut lobuli testis.
  • Tiap lobulus mengandung lilitan tubuli seminiferi (tunggal: tubulus seminiferus).
  • Spermatozoa yang terdapat dalam testis, sebenarnya dihasilkan didalam tubulus, hormon inhibin, ABP (androgen binding protein) dan estrogen.
  • Antara tubuli dalam tiap septa diisi oleh jaringan antara atau jaringan interstitial.
  • Jaringan antara ini mengandung sel Leidig yang menghasilkan hormon testosterone.
  • Sewaktu embrio testis berkembang di dalam rongga abdomen dan pada umur 7 bulan testis mulai turun melalui kanalis inguinalis dan masuk ke dalam skrotum.
  • Bila testis tak berhasil turun ke dalam skrotum, maka testis tetap berada di dalam rongga abdomen atau berada di dalam kanalis inguinalis.
  • Keadaan ini disebut kriptorkidisme. Kriptorsidisme ini sering terjadi pada bayi yang lahir belum cukup umur (prematur). P
  • ada orang dewasa kriptorsidisme menyebabkan kemandulan karena produksi sperma akan terganggu bila testis tetap berada pada rongga pelvis dengan suhu badan 37o C.
  • Pada hakikatnya, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum yakni menyerupai buah yang lonjong.
  • Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekati tubuh.
  • Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis menjauhi tubuh.
  • Tunika albugenia yang menyelimuti testis memiliki sekat yang membagi setiap testis menjadi 250 rongga yang disebut lobulus.
  • Di dalam setiap lobulus terdapat 1-4 saluran yang menggulung-gulung disebut tubulus seminiferus.
  • Tubulus seminiferus berlanjut menjadi tubulus lurus kemudian ke jaringan tubulus yang disebut rete testis.
  • Tubulus seminiferus berdiameter 0,2 mm dan panjangnya 70 cm.
  • Setiap tubulus seminiferus diselaputi oleh membran basalis.
  • Ke arah lumen membran basalis terdapat berlapis-lapis sel epitelium dalam berbagai tingkat perkembangan.
  • Fungsi tubulus seminiferus ialah memproduksi spermatozoa atau gamet jantan.
Epididimis
  • Pola pergerakan pada sperma yang pada prosesnya dari pergerakan tersebut mencari muara untuk menempatkan diri tubulus seminifer, ialah merupakan tempat dimana sperma sendiri membutuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam tubuli seminiferi dari tiap lobula testis bermuara pada suatu labirin dalam mediastinum yang disebut rete testis. Cairan sperma atau mani yang terdiri atas sel spermatozoa dan cairan seminal plasma yang disalurkan ke vas eferens, yang berjumlah sekitar 12 buah. Semua bergabung dan menyalurkan mani dalam epididimis.
  • Secara fisiologi epididimis mempunyai fungsi terhadap sperma untuk : menyimpan, maturasi, reabsorbsi, sekresi, dan sebagai transportasi. Epididimis melekat ke satu sisi testis dari anterior ke posterior. Dari luar nampak seperti satu pembuluh besar berbentuk seperti huruf S terbalik. Epididimis terbentuk atas 3 bagian yaitu Caput, Corpus, dan Cauda.
  • Caput sendiri sebenarnya merupakan sebuah tempat yang terdapat tepat berada di bagian depan tempat bermuara vas deferens. Corpus adalah bagian tengah memanjang ke samping di sisi testis, hal ini berbeda dengan Cauda yang terdapat di bagian ujung atau ekor yang mempunyai cirri dengan berbentuk huruf U, akan tetapi pada ujungnya tetap bertemu dengan vas deferens.
  • Jaringan yang terdapat dalam dinding epididimis terdiri dari: tunika mucosa, tunika muscularis dan tunika adventitia. Tunika mucosa dibentuk atas jaringan epitel berlapis semu, yang pada bagian kaput berbentuk batang ramping dan makin ke kauda makin rendah sehingga menjadi bentuk kubus. Tunika muscularis dibentuk atas serat otot polos. Lapisan ini makin ke kauda makin tebal. Pada bagian kaput umumnya dibentuk oleh otot sirkuler, sedang pada bagian dalam korpus dibentuk oleh lapisan otot yang terletak miring dan bagian luar letaknya longitudinal. Pada bagian kauda terdiri atas tiga lapis otot yaitu sebelah dalam dan luar berbentuk longitudinal dan bagian tengah berbentuk sirkuler. Tunika adventitia tipis sekali dan sulit dibedakan batasnya dengan tunika muskularis, dibentuk atas serat jaringan ikat. Tunika adventitia dan tunika muskularis bergabung membentuk jaringan yang disebut stroma.
  • Spermatozoa mengalami maturasi di dalam epididimis selama 12 hari dan akan dikeluarkan ketika terjadi ejakulasi (pemancaran air mani). Proses maturasi berahir dalam corpus, dan spermatozoa menjadi matang sempurna baik secara biokimia, fisiologis dan struktural sehingga menjadi fertil (subur). Jika spermatozoa diambil dari caput tidak akan fertile.
  • Secara fisiologis, testis dapat menghasilkan 20-40 ml mani (sebagian besar spermatozoa) tiap hari, 98% cairannya akan direabsorbsi oleh epididimis, terutama yang terdapat di caput yang pada prosesnya, yang terdapat dalam caput dapat melakukan reabsorbsi adalah sel utama epididimis dan yang diabsorbsi adalah air dan elektrolit.
  • Berbagai bahan organik disekresi oleh sel kelenjar epididimis, seperti karnitin, protrin, glikoprotein, fosfolipida dan asam sialat. Semua bahan ini perlu untuk maturasi dan memelihara sprema
Vas Deferens
  • Saluran vas deferens keluar dari epididimis berjalan lurus meninggalkan testis untuk menuju rongga panggul. Vas deferens masuk di daerah lipatan paha dan berjalan di antara serabut-serabut otot. Di dalam rongga panggul kedua vas deferens kanan kiri saling mendekat di belakang kantung kemih kemudian bermuara dua kelenjar mani besar yaitu vesikula seminalis dan prostat. Sedangkan kelenjar bulbouretralis bermuara pada urethra.
  • Kelenjar prostat bentuknya seperti buah kenari yang terletak di antara usus besar dan dubur (rectum) dan tempat bergabungnya tulang yang ada di belakang alat kelamin (tulang kemaluan). Kelenjar prostat beratnya kira-kira 14,7 gram. Mengeluarkan cairan yang mengandung alkali yang berwarna abu-abu keputihan seperti air susu.
  • Histologi dinding vas deferens terdiri dari: (1) tunika mukosa, (2) tunika muskularis dan (3) tunika adventitia. Tunika mukosa tediri dari jaringan epitel berlapis semu dengan bentuk batang rendah dan berstereosilia. 
  • Di bawah epitel ada lamina propria yang mengandung jaringan ikat. Tunika membentuk tonjolan longitudinal ke lumen, sehingga permukaannya tampak bergelombang. 
  • Dalam ampula tunika mukosa membentuk tonjolan yang bercabang dan berjalin-jalin ke arah lumen. 
  • Sel epitelnya menggetahkan lendir dan air mani dapat disimpan sementara di sini.
Penis
  • Corpus cavernosa (jamak: corpora cavernosa) ada 3 buah. Corpora dibentuk atas ruang-ruang kecil yang berjumlah banyak. Ruang kecil tesebut disekat oleh jarian ikat dan semakin ke arah lumen atau saluran, terdapat banyak endotel pembuluh darah. Corpora tersebut penting untuk ereksi (tegang) agar coitus (senggama) dapat berlangsung.
  • Ketika ereksi darah yang dibawa arteri dialirkan ke rongga corpora hingga penuh, mekar dan tegang, sedangkan vena tersumbat kontraksi otot dindingnya, sehingga darah tertumpuk dalam corpora.
  • Bagian ujung penis berbentuk bongkol, disebut gland penis. Bagian ujung kulit yang menyalut gland penis dan lepas dari jaringan di bawahnya disebut preputium. Preputium inilah yang dipotong ketika khitan. Dengan terjadinya ereksi ini memungkinkan mani dipancarkan ke genitalia wanita.
Spermatozoa
  • Plasma sperma berfungsi sebagai medium untuk transportasi spermatozoa dari saluran reproduksi pria menuju saluran reproduksi wanita, merupakan suatu buffer yang berisi makanan untuk spermatozoa , menetralkan asam di bagian distal saluran reproduksi pria dan pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma. 
  • Plasma sperma mempunyai volume sekitar 2-6 ml dan osmolaritas plasma sperma dapat mempengaruhi viabilitas atau kemampuan hidup spermatozoa
  • Hal yang dijelaskan berdasarkan sains modern di atas ternyata telah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa cairan yang disebut air mani atau semen tidak mengandung sperma saja. 
  • Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai komponen yang berlainan
Aspek Endokrin Spermatozoa
  • Untuk mempertahankan spermatogenesis diperlukan hormon FSH dan LH yang pada pria sering disebut Interstitial Cell Stimulating Hormon (ICSH). 
  • Sekresi gonadotropin ini diatur oleh releasing hormon dari hipothalamus. ICSH mengatur sekresi testosteron yang dikeluarkan oleh sel-sel interstitial Leidig. 
  • Testosteron adalah hormon yang menimbulkan sifat seks sekunder pada pria, ereksi dan mempengaruhi spermatogenesis. FSH mempengaruhi pertumbuhan dan pematangan sel-sel epitel germinal
  • Laki-laki yang spermatozoa atau sel benih dikembangkan di testis dan hadir dalam jumlah besar dalam cairan seminal. 
  • Masing-masing terdiri dari yang kecil tapi sangat diubah sel. 
  • Spermatozoa pada manusia memiliki kepala, leher, yang menghubungkan bagian atau badan, dan ekor.
  • Diantara bagian tersebut dapat dikategorikan sebgai bagian – bagian yang tedapat dalam sperma sendiri yakni dari setiap bagian tersebut mempunyai bagian – bagian di dalamnya

Spermatozoa manusia. 



Kepala
  • Kepala oval atau elips, tetapi diratakan, sehingga bila dilihat dalam profil ini adalah berbentuk buah pir. Its dua pertiga anterior dilindungi oleh lapisan yang dimodifikasi protoplasma, yang dinamakan kepala-topi. Ini, dalam beberapa binatang, e. g., si salamander, berkepanjangan menjadi berduri seperti tombak-proses atau perforator, yang mungkin memfasilitasi masuknya spermatozoa ke dalam ovum. Bagian posterior kepala menunjukkan ketertarikan untuk reagen tertentu, dan menyajikan penampilan lurik melintang, karena dilintasi oleh tiga atau empat band gelap. Dalam beberapa hewan rodlike sentral filamen memanjang ke depan selama sekitar dua-pertiga dari panjang kepala, sementara di lain tubuh bundar terlihat di dekat pusatnya. Kepala berisi massa kromatin, dan umumnya dianggap sebagai inti sel dikelilingi oleh amplop tipis.
Leher
  • Leher kurang terbatas dalam spermatozoa manusia dibandingkan pada mereka dari beberapa hewan yang lebih rendah. 
  • Anterior sentriol, yang diwakili oleh dua atau tiga partikel yang bulat, terletak di persimpangan kepala dan leher, dan di belakangnya adalah sebuah band dari substansi yang homogen.
  • Yang menghubungkan tubuh bagian atau batang seperti, dan dibatasi oleh terminal belakang disk. 
  • Sentriol posterior ditempatkan di persimpangan tubuh dan leher dan, seperti anterior, terdiri dari dua atau tiga partikel bulat. 
  • Sentriol ini aksial filamen, dikelilingi oleh selubung, berjalan mundur melalui tubuh dan ekor. 
  • Dalam selubung tubuh dari filamen aksial dikelilingi oleh benang spiral, sekitar yang merupakan amplop yang berisi butir mitokondria, dan mitokondria disebut selubung.
Ekor
  • Ekor yang sangat panjang, dan terdiri dari benang atau aksial filamen, dikelilingi oleh sarungnya, yang mungkin berisi spiral benang atau mungkin menyajikan penampilan lurik. 
  • Bagian terminal atau akhir-potongan ekor terdiri dari filamen aksial saja.
Maturasi Spermatozoa
  • Perubahan maturasi atau pematangan spermatozoa di luar testis terjadi selama perjalanannya di dalam epididimis dan perubahan tersebut meliputi perubahan: morfologis, histokimiawi, fisiologis, biokimia, biofisika dan perubahan metabolik. 
  • Dengan berakhirnya proses spermatogenesis, spermatozoa dibawa dari tubulus seminiferus ke caput epididimis oleh tekanan cairan lumen tubulus dan aktivitas cilia atau rambut-rambut getar yang ada di saluran vas efferent.
  • Perubahan maturasi atau pematangan spermatozoa di luar testis terjadi selama perjalanannya di dalam epididimis dan perubahan tersebut meliputi perubahan: morfologis, histokimiawi, fisiologis, biokimia, biofisika dan perubahan metabolik. 
  • Dengan berakhirnya proses spermatogenesis, spermatozoa dibawa dari tubulus seminiferus ke caput epididimis oleh tekanan cairan lumen tubulus dan aktivitas cilia atau rambut-rambut getar yang ada di saluran vas efferent.
  • Perubahan bentuk yang mencolok adalah hilangnya cytoplasmic droplet yang merupakan sisa-sisa sitoplasma spermatid, yang bergerak ke arah kaudal leher spermatozoa menuju ujung midpiece terus ke caudal dan akhirnya menghilang. 
  • Kejadian ini disertai dengan penyerapan cairan dan perubahan-perubahan ultrastruktural dalam droplet. 
  • Cytoplasmic droplet ini dapat dikenal dengan adanya enzim lisosom atau enzim pencerna yang mungkin berperan pada pematangan akhir spermatozoa di epididimis.
  • Perubahan lain yang terjadi selama proses maturasi spermatozoa meliputi: modifikasi fungsional yang dapat diidentifikasi melalui perubahan hasil metabolisme, perubahan pola dan efektivitas flagela dan sehingga spermatozoa memperoleh kemampuan untuk bergerak dan berikatan dengan zona pelusida sel telur. 
  • Membran plasma dimodifikasi komposisinya selama maturasi epididimis dan beberapa perubahan ini dibutuhkan untuk modifikasi fungsi. Penelitian yang menunjukkan bahwa molekul spesifik yang terkandung dalam sekret epididimis terintegrasi di membran plasma spermatozoa, dan protein tersebut digunakan untuk mengenali oosit, telah banyak dilakukan. 
  • Pada manusia keberadaan proses maturasi spermatozoa di epididimis juga telah dilaporkan
  • Protein yang didapatkan dari epididimis ini kemungkinan bereaksi langsung dalam proses pengenalan dan interaksi dengan zona pelusida.
  • Pada proses tersebut, selain terjadi integrasi senyawa protein yang berhubungan dengan efektivitas fertilitas, juga terdapat aktivitas penyisipan senyawa protein yang berfungsi dalam sistem imun. Ketahanan spermatozoa di saluran reproduksi jantan khususnya di epididimis dilakukan dengan cara penyisipan suatu glikoprotein, hal ini mencegah terjadinya respon autoimun antisperma. Penambahan molekul CD52, pada lapisan glikokalik secara glikosilasi, akan memberikan suatu perlindungan yang efektif untuk spermatozoa. 
  • Molekul CD52 ini juga didapatkan di permukaan membran limposit, sehingga dengan ditemukannya molekul yang sama pada permukaan membran spermatozoa maka diindikasikan ada upaya pemberian perlindungan pada spermatozoa agar tidak dianggap sebagai suatu benda asing.
  • Perubahan biokimiawi yang terjadi selama maturasi spermatozoa di epididimis antara lain diserapnya zat-zat hasil sekresi epididimis seperti asam sialat yang penting untuk mempertahankan integritas struktur membran spermatozoa.
Pembentukan Gamet
  • Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. 
  • Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. 
  • Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.
  • Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. 
  • Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. 
  • Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
note
  • untuk mencapai target, sperma harus mampu bergerak.
  • Laju gerakan semen yang lincah akan membuat sperma dapat bergerak cepat dan sampai sejauh mungkin yang bisa dicapainya.
  • Untuk mencapai telur, sperma harus bergerak dengan kekuatannya sendiri dengan cara berenang untuk bisa sampai menembus ke dalam dinding telur.
  • Gerakan sperma (motility) adalah karakteristik sperma yang sehat.
  • Jadi pria bisa disebut subur jika separuh spermanya lincah bergerak.