BAB: 2 Struktur Fungsi Jaringan Tumbuhan

STANDAR KOMPETENSI :

Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks salingtemas.

KOMPETENSI DASAR :

Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengkaitkannya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan.

A. JARINGAN TUMBUHAN

Jaringan merupakan suatu kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Dengan adanya jaringan pada tubuh tumbuhan, hal itu berarti bahwa pada tumbuhan telah ada pembagian aktivitas pada proses hidupnya. Jaringan pada tumbuhan terbentuk karena adanya pembelahan sel, dimana sel- sel yang membelah tersebut tetap mengadakan hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya.

Secara garis besar, jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah jelas mengalami diferensiasi secara sempurna, sedangkan jaringan meristem merupakan jaringan yang sedang dalam taraf diferensiasi sebelum menjadi jaringan permanen.

1. Jaringan Meristem

Istilah meristem berasal dari bahasa Yunani “meristos” yang berarti membagi atau membelah. Jaringan ini tersusun atas sel- sel muda yang kegiatannya selalu membelah (meristematis). Selanjutnya, sel- sel meristem tersebut akan tumbuh dan terspesialisasi secara morfo- fisiologis membentuk berbagai unsur jaringan. Proses tersebut dinamakan diferensiasi.

Klasifikasi Jaringan Meristem:

 Menurut letak/ posisinya pada tubuh tanaman:


a. Meristem apikal: yaitu jaringan muda yang terbentuk dari sel- sel initial (muda), terletak di ujung- ujung dari tubuh tumbuhan. Aktivitas meristem apikal akan menyebabkan pertumbuhan akar dan batang menjadi panjang.

b. Meristem interkalar: yaitu jaringan muda yang terbentuk dari sel- sel initial dan terletak diantara bagian- bagian dari tubuh tumbuhan (diantara jaringan- jaringan dewasa), misalnya yang terdapat pada ruas- ruas batang tanaman rumput- rumputan (bambu dan tebu). Pada pertumbuhannya, meristem ini disisipkan diantara jaringan meristem dewasa yang ada di atas dan di bawahnya.

c. Meristem lateral: yaitu jaringan muda yang terbentuk oleh sel- sel initial yang terletak di tepi dari alat- alat tumbuhan, terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat ia ditemukan. Terdapat pada kambium dan felogen (kambium gabus).

Menurut asal- usulnya:

a. Meristem primer: jaringan yang sel- selnya secara langsung berkembang dari sel- sel embrionik sehingga merupakan kelanjutan dari embrio.

b. Meristem sekunder: jaringan yang berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi.



2. Jaringan Permanen

Berbeda dengan jaringan meristem yang belum berkembang, jaringan permanen merupakan jaringan yang sudah mengalami diferensiasi dan spesialisasi secara sempurna. Menurut fungsinya,

jaringan permanen dibagi menjadi:

a. Jaringan Pelindung (Jaringan Epidermis)

Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang berada paling luar pada organ- organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, buanga, buah, dan biji. Epidermis berasal dari lapisan terluar meristem primer yang disebut dermatogen.

Ciri- ciri:

• epidermis umumnya tersusun atas satu lapis sel yang berbentuk tubular atau memanjang.

• letak antar sel sangat rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel.

• sel- selnya merupakan sel hidup, tidak terdapat plastida, jika ada terdapat dalam bentuk leukoplas.

• sel- selnya dilapisi kutikula dan lapisan lilin yang menyebabkan sulit untuk dilalui air sehingga menyebabkan terbatasnya penguapan.

Sebagai jaringan pelindung, epidermis sangat berperan dalam proses hidup suatu tumbuhan yaitu melindungi tumbuhan dari pengaruh- pengaruh luar, seperti: kekurangan air, kerusakan mekanis, suhu udara yang terlalu tinggi atau sebaliknya, kehilangan zat- zat, dan perlindungan terhadap serangga hama serta penyakit tanaman.

Seringkali di bawah epidermis terdapat lapisan- lapisan sel yang mempunyai bentuk yang berbeda dengan lapisan di atasnya, baik morfologi maupun fisiologinya, yang disebut dengan hipodermis.

Pada jaringan epidermis, sering terdapat sejumlah sel yang berasal dari sel- sel epidermis yang disebut sebagai derivat epidermis. Contoh derivat epidermis adalah: stomata, duri, dan trikoma (trikoma rambut dan trikoma sisik).

b. Jaringan dasar/ Jaringan Pengisi (Jaringan Parenkim)

Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel- sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi dan masih melakukan segala aktivitas fisiologisnya. Jaringan parenkim disebut jaringan dasar/ pengisi, yang berarti bahwa pada hampir setiap bagian tumbuhan terdapat jaringan ini.

Ciri- ciri:

• dinding sel tipis dengan penebalan selulosa yang tipis dan lentur serta jarang mengandung lignin.

• bersifat hidup, di bagian tengah ruang selnya terdapat vakuola yang besar yang berisi zat- zat makanan.

• terdapat ruang antar sel yang berperan bagi pertukaran gas.

• bentuk sel segi banyak (polihedral) dengan diameter yang bervariasi.



Menurut fungsinya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi:

1. Parenkim asimilasi: terdiri dari sel- sel yang banyak mengandung klorofil dan berfungsi untuk berlangsungnya fotosintesis.

2. Parenkim makanan: merupakan parenkim yang tidak berwarna dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Terdapat pada bagian dalam akar, umbi, buah, dan batang.

3. Parenkim air: berfungsi sebagai jaringan penyimpan air yang terdiri dari sel- sel aktif, berukuran besar, berdinding tipis, dan terdapat pada tumbuhan dari golongan Cactaceae, Aloe, dan Agave.

4. Parenkim udara: disebut juga aerenkim, yang mempunyai ruang antar sel cukup besar dan di dalamnya terdapat udara. Parenkim ini terdapat paad tumbuhan yang terapung di air seperti: Eichornia crassipes dan Acorus talamus.

Selain keempat hal di atas, parenkim juga dapat berfungsi sebagai penyimpan tanin/ zat penyamak (parenkim tanin) dan dapat pula berfungsi untuk menyokong tubuh apabila vakuolanya berisi air seperti misalnya pada tumbuhan lunak (bayam).



c. Jaringan Penguat/ Penyokong/ Penunjang (Jaringan Kolenkim dan Sklerenkim)

Untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat. Jaringan penguat pada tumbuhan dibagi menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim berbeda dengan sklerenkim, karena jaringan kolenkim mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami penebalan dari zat lignin (lignifikasi) sedangkan pada sklerenkim tidak mengandung protoplasma dan dindingnya mengalami lignifikasi.

1. Jaringan kolenkim

Ciri- ciri:


• merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parenkim.

• dinding sel mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa dan mengalami penebalan tidak merata. Penebalannya hanya terjadi pada sudut- sudut sel.

• berfungsi sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.

• dapat ditemukan di bagian permukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai dan ibu tulang daun, serta pada tangkai bunga.

2. Jaringan sklerenkim

Ciri- ciri:


• terdiri dari sel- sel mati yang dindingnya sangat tebal, kuat, dan mengandung lignin karena mengalami penebalan sekunder.

• menurut bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi: serabut sklerenkim yang berbentuk seperti benang panjang, ujung runcing, lumen sempit dan dinding tebal, terdapat pada serat tanaman Agave, Musa textilis, serat kapas (Gossypium) dan kapuk randu (Ceiba petandra). Sedangkan yang kedua adalah sel batu (sklereid). Sel ini memiliki dinding yang sangat keras dan terdapat pada berkas pengangkut, diantara sel- sel parenkim, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan kulit biji. Contoh: terdapat pada tempurung kelapa, kemiri, dan kenari





d. Jaringan Pengangkut (Jaringan Xilem dan Floem)

Jaringan pengangkut terbentuk dari sel- sel yang kedudukan dan letaknya membentang menurut arah pengangkutan. Pembagian jaringan pengangkut menjadi xylem dan floem didasarkan pada bentuk dan sifat- sifat jaringan- jaringan itu sendiri.

1. Jaringan xylem

Xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri atas beberapa tipe sel. Sel- sel yang terpenting adalah unsure trakea yang merupakan sel- sel mati, berperan dalam pengangkutan air dan sedikit banyak berfungsi sebagai penunjang.

Penyusun xylem:

a. Unsur pembuluh

Unsur pembuluh ada dua yaitu: trakea dan trakeid. Sel- sel tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkutan air dan mineral. Trakea terdiri atas tabung- tabung yang berdinding tebal karena diperkuat oleh selulosa dan lignin. Diameternya lebih besar dibanding trakeid. Sedangkan trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil dan pada ujungnya terdapat lubang seperti saringan.

b. Serat xylem

Serat xylem tersusun dari sel- sel yang mempunyai dinding lebih tebal dan berfungsi sebagai penyokong pembuluh kayu. Serat xylem dibagi menjadi dua yaitu serat trakeid dan serat libriform.

c. Parenkim xylem

Sel- sel parenkim pada jaringan xylem merupakan sel- sel yang masih hidup dengan baik dan merupakan tempat menyimpan cadangan makanan (zat tepung atau lemak) dan juga sering terdapat zat tanin, kristal, dsb.

2. Jaringan floem

Floem merupakan jaringan majemuk yang susunan jaringannya sangat kompleks, terdiri dari beberapa macam sel yang masih hidup maupun yang telah mati. Fungsi utamanya adalah sebagai penyalur hasil fotosintesis ke semua bagian tubuh tumbuhan.

Penyusun floem:

a. Unsur tapis (sieve elements)

Unsur tapis dibagi menjadi dua macam yaitu sel- sel tapis (sieve cells) dan komponen buluh tapis (sieve tube elements). Komponen buluh tapis berbentuk elemen pipa yang mempunyai tapisan/ ayakan pada ujungnya. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai ujung tumbuhan.

b. Sel pengiring (companion cell)

Adalah sel- sel yang merupakan penghantar/ pengiring dari unsur- unsur tapis. Biasanya merupakan deretan yang menyerupai sel- sel parenkim. Sel pengiring adalah sel- sel hidup yang berasal dari sel- sel meristematis yang sama pada komponen buluh tapis. Sel- sel meristem ini akan membelah secara longitudinal, selanjutnya sel- sel terkecillah yang akan membentuk sel pengiring, sedang sel yang besar akan membentuk buluh tapis.

Fungsi sel pengiring:

• membawa hormon- hormon bagi penyembuhan luka/ kerusakan.

• sebagai pemberi dan penyalur zat makanan bagi sel buluh tapis.

c. Parenkim floem

Jaringan ini terdiri dari sel- sel hidup dan melakukan kegiatan- kegiatan tertentu seperti menyimpan cadangan makanan dalam bentuk pati, lemak, dan zat organik lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi beberapa zat seperti tanin dan resin.

d. Serat floem

Serat floem oleh paar ahli botani dianggap sebagai sel- sel parenkim floem yang mengayu dan berfungsi sebagai penguat jaringan floem.

 Sistem dan Tipe Berkas Pengangkut

Floem dan xylem berada dalam jaringan primer dan merupakan pasangan yang tidak pernah berpisah, selalu berkumpul bersama, merupakan suatu berkas karena fungsinya adalah sebagai pengangkut. Berkas pengangkut memiliki tipe- tipe tertentu yang ditentukan oleh letak xylem dfan floem.

Berkas Pengangkut pada dasarnya mempunyai 4 tipe:

1. Tipe konsentris: xylem dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Tipe ini dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Konsentris amfikribal: xylem dikelilingi oleh floem. Contoh: Polypodium.

b. Konsentris amfivasal: floem dikelilingi ole4. Tipe Radial:h xylem. Contoh: ordo LIliales, Agave,

Testudinaria.

2. Tipe kolateral: xylem berdampingan dengan floem dimana xylem terletak di bagian dalam dan floem di bagian luar. Tipe ini dibagi dua, yaitu:

a. Kolateral tertutup: xylem berdampingan dengan floem dan diantaranya tidak terdapat kambium. Contoh: batang tanaman Monokotil dan Pterydophyta.

b. Kolateral terbuka: xylem berdampingan dengan floem dan diantaranya terdapat kambium. Contoh: batang Dikotil dan Gymnospermae.

3. Tipe Bikolateral: xylem diapit oleh dua bagian floem, jadi terdapat floem luar dan floem dalam. Antara floem luar dan xylem terdapat kambium sedangkan antara floem dalam dan xilem terdapat parenkim penghubung.

letak xylem dan floem berselang- seling menurut arah jari- jari. Terdapat pada hampir semua struktur akar.

B. ORGAN TUMBUHAN

1. Akar


Akar merupakan bagian dari tumbuhan yang ada di dalam tanah, merupakan tempat masuknya air dan mineral dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Kebanyakan akar tidak berklorofil dan mempunyai bulu- bulu akar. Pada tumbuhan tingkat tinggi sistem perakaran dapat dibedakan menjadi dua, yakni serabut pada tumbuhan monokotil, dan tunggang pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Fungsi akar:

a. Melekatkan dan menopang tubuh tumbuhan agar kokoh.

b. Mengangkut air dan unsur- unsur mineral yang terlarut di dalam tanah.

c. Pada beberapa tumbuhan berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan, contohnya singkong; dan sebagai alat bantu nafas, contohnya pada Sonneratia (bakau).

Struktur luar akar terdiri dari batang akar, cabang akar, bulu akar, dan kaliptra. Kaliptra berfungsi sebagai penentu arah pertumbuhan akar sesuai dengan pengaruh gaya gravitasi dan melindungi ujung akar dari kerusakan mekanis.

Jaringan penyusun akar:

1. Epidermis

Berkembang dari protoderm, berbentuk pipih, dan berdinding tipis. Pada akar, epidermis termodifikasi membentuk bulu- bulu akar. Pada bagian yang termodifikasi menjadi bulu- bulu akar, lapisan kutikulanya sangat tipis, karena sesuai fungsinya sebagai penyerap air.

2. Korteks

Terdiri dari sel- sel parenkim yang tersusun melingkar. Sel- sel kortek banyak yang mengandung zat tepung dan kadang- kadang kristal. Pada tumbuhan monokotil, korteks biasanya mengandung sklerenkim. Lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis dapat mengadakan diferensiasi membentuk hipodermis yang dinding selnya mengandung suberin atau lignin.

3. Endodermis

Lapisan terdalam dari korteks akan berdiferensiasi membentuk endodermis. Endodermis terdiri dari selapis sel yang berdinding tebal karena berpenebalan dinding dari suberin dan lignin. Penebalan tersebut membentuk rangkaian pita yang disebut pita kaspari. Pita kaspari berfungsi mencegah air masuk melintasi dinding sel. Untuk masuk ke silinder pusat, air melalui endodermis yang dindingnya tidak menebal, disebut dengan sel penerus.

4. Silinder pusat (Stele)

Stele terletak di sebelah dalam lapisan endodermis. Stele pada akar tersusun atas xylem, floem, dan perisikel. Perisikel terdiri dari sel bertipe parenkim yang berada di antara endodermis dan jaringan pembuluh. Jika pada bagian tengah/ pusat akar tidak ditempati oleh jaringan pembuluh, maka diisi oleh empulur.



2. Batang

Bhttp://www.blogger.com/img/blank.gifatang merupakan bagian tumbuhan yang berada di permukaan tanah. Pada tumbuhan Angiospermae ada 3 tipe batang, yaitu: tipe rumput (kalamus), tipe lunak berair (herba atau terna), dan tipe berkayu.

Fungsi batang:

a. penghasil alat- alat tumbuhan seperti daun, bunga, buah, dsb.

b. sarana lintasan air, mineral, dan zat- zat lain antar bagian tumbuhan.

c. pada beberapa tumbuhan berfungsi sebagai tempat penimbun cadangan makanan.



Jaringan penyusun batang tanaman dikotil:

1. Epidermis

Terdiri atas selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antar sel, beberapa dijumpai klorofil, dan sering terdapat modifikasi epidermis yang berupa trikoma, duri, dan lentisel.

2. Korteks

Merupakan jaringan yang terletak di bawah epidermis yang tersusun dari sel- sel parenkim yang berbentuk bulat, berdinding tipis, dan bervakuola besar. Fungsi utamanya untuk menyimpan cadangan makanan. Pada bagian terdalam korteks adalah endodermis yang dikenal pula sebagai sarung tepung. Pada bagian korteks juga dijumpai kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai penguat.

3. Stele

Terdiri dari tiga bagian yaitu: perisikel (perikambium), berkas pengangkut, dan empulur.



Pertumbuhan Sekunder Batang Dikotil

Tumbuhan dikotil yang sudah tua selain memiliki jaringan primer juga memiliki jaringan sekunder yang terbentuk akibat pertumbuhan dari aktivitas kambium. Macam- macam jaringan sekunder pada tumbuhan dikotil:

1. Floem sekunder: merupakan jaringan floem yang letaknya lebih dalam dari floem primer yang dibentuk kambium ke arah luar. Akibatnya batang tanaman dikotil bertambah besar atau mengalami pertumbuhan sekunder.

2. Xilem sekunder: dibentuk oleh jaringan kambium ke arah dalam. Letak xylem sekunder lebih ke arah luar daripada xilem primer. Pertumbuhan xylem sekunder yang terus- menerus akan menyebabkan terbentuknya lingkaran tahun.

3. Jaringan gabus (felem) dan kambium gabus (felogen)

Kambium gabus terbentuk dari pertumbuhan sekunder kambium. Kambium gabus dapat membelah ke arah luar membentuk gabus (felem) dan membelah ke arah dalam membentuk feloderm (parenkim gabus).



Jaringan penyusun batang tanaman monokotil:

1. Epidermis

Umumnya dilengkapi dengan trikoma.

2. Korteks

Bisa sangat nyata batasnya dengan stele, tetapi banyak juga yang sangat sempit dan tidak jelas.

3. Stele

Terisi oleh berkas- berkas pengangkut yang tersebar dengan tipe kolateral tertutup atau konsentris amfivasal dengan jumlah yang sangat banyak. Berkas pengangkut dikelilingi oleh sarung sklerenkim.

3. Daun

Daun merupakan salah satu dari tiga organ pokok tumbuhan selain akar dan batang. Daun biasanya berbentuk pipih dengan posisi mendatar atau vertikal sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan CO2 untuk mendukung fungsinya yang khusus sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Selain itu, daun juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan.



Jaringan penyusun daun:

1. Epidermis dan derivatnya

Umumnya terdapat di bagian atas dan bawah daun . Epidermis tersusun dari selapis atau dua lapis sel yang rapat. Dinding selnya mengalami penebalan tak merata dan dilapisi kutikula untuk membatasi transpirasi. Stomata, trikoma, dan sel kipas (pada tumbuhan famili Gramineae) merupakan derivat epidermis yang umum terdapat pada permukaan daun.

2. Mesofil

Terletak diantara epidermis atas dan bawah serta diantara berkas pengangkut. Mesofil tersusun atas sel yang berdinding tipis. Mesofil terdiri dari jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons). Sel- sel palisade bentuknya tegak, memanjang, tersusun rapat, banyak mengandung kloroplas, dan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Sedangkan jaringan spons tersusun atas sel- sel berbentuk tak teratur, banyak terdapat ruang antarsel, sedikit mengandung kloroplas, dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.

3. Jaringan pengangkut

Berkas pengangkut pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut tulang daun. Berkas pengangkut tersusun atas xilem dan floem, sedang pada tulang daun juga terdapat jaringan parenkim dan jaringan penguat berupa kolenkim. Di dalam berkas pengangkut, xilem selalu berada di atas floem

4. Kelenjar

Pada daun terdapat struktur kelenjar yang berfungsi pada pengeluaran air serta zat- zat lain seperti: minyal atsiri yang terdapat pada daun jeruk dan eukaliptus, getah pada daun Euphorbiaceae, dan lendir pada Malvaceae dan Moraceae.

4. Bunga

Bunga merupakan alat reproduksi pada tumbuhan Angiospermae. Bunga merupakan modifikasi daun yang mengandung alat- alat reproduktif tumbuhan serta dibentuk dari meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor internal (hormon) dan eksternal (musim, iklim, dan nutrien). Bagian- bagian utama bunga adalah: kelopak (calyc), mahkota (corolla), benang sari (stamen), putik (pistillum), dan bakal biji (ovarium).

a. Kelopak (calyc)

merupakan bagian bunga yang paling luar atau paling rendah kedudukannya pada dasar bunga. Kelopak juga merupakan modifikasi daun yang tersusun melingkar. Bagian atau lembaran kelopak disebut juga daun kelopak (sepal).

b. Mahkota (corolla)

Terletak di sebelah dalam atau di atas kelopak. Terdiri dari lembaran- lembaran daun mahkota (petala) yang berwarna- warni.

c. Benang sari (stamen)

Terletak di tengah mahkota, terdiri atas tangkai sari (filamen), kepala sari (anthera), dan serbuk sari (pollen). Benang sari merupakan penghasil gamet jantan pada bunga.

d. Putik (pistillum)

Terletak di pusat bunga. Putik terdiri dari tangkai putik (stylus) dan kepala putik (stigma). Stylus merupakan saluran sempit tempat lewatnya polen saat pembuahan. Sedangkan stigma merupakan tempat menempelnya polen saat penyerbukan. Stylus dan stigma terdapat di atas bakal biji (ovarium).



Transportasi air dan mineral pada tumbuhan berpembuluh

Terdapat dua macam cara pengangkutan air dan mineral dari tanah, yaitu: pengangkutan secara ekstravasikuler (di luar berkas pengangkut) dan intravasikuler (di dalam pembuluh).

a. Transportasi ekstravasikuler

a. 1. Transportasi simplas

Pada transportasi ini, air dan zat terlarut bergerak melalui bagian yang hidup dari sel tumbuhan seperti sitoplasma dan vakuola, dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata (penghubung sel satu dengan yang lain).

a.2. Transportasi apoplas

Merupakan transportasi air dan zat terlarut yang melalui semua bagian yang tak hidup dari tumbuhan seperti dinding sel dan ruang antarsel. Setelah sampai di endodermis, air akan masuk ke xilem tidak pada semua bagian dinding sel endodermis karena adanya pita kaspari yang tak tertembus air. Air akan masuk ke xilem melalui sel penerus.

b. Transportasi intravasikuler

Pengangkutan ini berlangsung dari akar menuju bagian atas tumbuhan melalui berkas pembuluh yaitu xilem. Naiknya air dari akar sampai ke daun disebabkan oleh adanya empat faktor yaitu: daya tekan akar, daya kapilaritas pembuluh xilem, daya hisap daun, dan laju transpirasi (penguapan) pada tumbuhan.