AGAR GURU LULUS DAN TERSERTIFIKASI

Cara baik bagi guru yang akan mengikuti diklat PLPG 2011 agar lulus dengan nilai maksimal.
  • Cara yang ditempuh diantaranya :
  1. Guru telah memiliki format A1 dengan data yang valid dan akurat.
  2. Menjaga kondisi kesehatan dengan disiplin. (misalnya sedia obat) dll.
  3. Siap dengan alat alat tulis, buku refrensi dll.
  4. Membiasakan diri mengikuti Diklat dengan disiplin yang tinggi, berakhlak mulia , dengan kelakuan yang baik , tanggung jawab dan share
  5. Mampu berkomunikasi dan berdiskusi dengan santai dan menyenangkan.
  6. Berupaya tidak terjadi absen tanpa alasan yang jelas.
  7. Mampu membuat promes, analisis soal, dan teknik penilaian
  8. Mampu membuat RPP yang sederhana dan praktis.
  9. Membiasakan mengajar dengan model PAIKEM
  10. Mampu melaksanakan PEERTEACHING tanpa rasa minder.
  11. Memahami rambu rambu pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
  12. Jangan lupa bawalah HP untuk mempermudah komunikasi.
  13. Shalat yang khusul bagi yang muslim
  14. OK .
Dan tentu agar nggak ketinggalan banget baca KLIK ini


Perlu diketahui bahwa sertifikasi guru ini dilakukan dengan tujuan baik yaitu untuk :
  • Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
  • Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
  • Meningkatkan martabat guru, dan
  • Meningkatkan profesionalitas guru
  • OK maka sebaiknya partisipan guru memahami ini tidak setengah setengah
Adapun manfaat sertifikasi guru adalah:
  1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra profesi guru
  2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak bermutu dan tidak profesional
  3. Meningkatkan kesejahteraan guru terbaik
Dari hal diatas itu diharapkan guru guru indonesia menjadi guru yang mumpuni yang nantinya bisa membawa anak anak indonesia menjadi anak anak yang terbaik , tidak sebaliknya

CONTOH PTK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ‘TATAS’
PADA SISWA KELAS IX-A SMPN 3 NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG


PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa. Mata pelajaran PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.
Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa kurang tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjemukan. Keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi siswa. Sejak mata pelajaran PKn tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional, maka semakin dianggap tidak berarti bagi siswa.
Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk pan-dangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi jika mata pelajaran ini disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik. Penggunaan metode menga-jar yang monoton, kurang variasi akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan siswa akan lebih cepat muncul dalam kondisi seperti ini.
1

Kondisi seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa memiliki motivasi yang rendah dalam kegiatan pembelajaran, terutama pelajaran PKn. Dengan motivasi yang rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pem-belajaran yang diharapkan.
Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa  “Suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat”.  Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.  Proses membangkitkan minat belajar, mempertahankan minat belajar dan mengon-trol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.  Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi belajar siswa  dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Kecerdasan, cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi.  Kondisi lingkungan, metode mengajar, waktu belajar merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi minat belajar. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut dalam kondisi baik, maka minat belajar siswa juga semakin tinggi. Namun jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kondi-sinya kurang kondusif, maka motivasi belajar siswa juga akan rendah.
Keadaan tersebut juga terjadi pada siswa kelas 1 SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.  Motivasi belajar siswa sangat rendah.  Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) mata pelajaran PKni diberikan pada jam pelajaran terakhir; (2) siswa merasa kurang tertarik pada pelajaran PKn; (3) siswa sulit untuk menguasai materi pelajaran; (4) kondisi in-put siswa relatif rendah; penggunaan metode yang kurang tepat.
SDN Merjosari V merupakan salah satu sekolah yang berada di pinggiran kota. Siswa banyak yang kurang berminat terhadap mata pelajaran PKn.  Pada siswa kelas 1 mata pelajaran PKn diberikan pada jam pelajaran terakhir.  Kondisi siswa yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh selalu muncul setiap kali menerima pelajaran. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn masih relatif kurang. Sehingga siswa semakin sulit untuk dapat menguasai materi pada mata pelajaran PKn.
Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi guru. Bagimana agar siswa dapat memiliki motivasi yang lebih besar terhadap mata pelajaran PKn. Salah satu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan meto-de ‘Tatas’. Metode ‘Tatas’ merupakan kombinasi dari metode ‘Tanya jawab’ dan metode ‘Penugasan/Pemberian tugas’ yang dikemas secara terpadu dengan membe-rikan berbagai tambahan yang berupa ‘sangsi’ yang dapat mendorong siswa untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran. Dengan penggunaan metode ‘Tatas’ yang dirancang secara matang dan dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mendo-rong siswa lebih dapat meningkatkan persiapan dalam menerima pelajaran. Pening-katan motivasi belajar siswa juga diharapkan membawa dampak positif yaitu pening-katan prestasi belajar pelajaran PKn.
Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka untuk mengkaji lebih mendalam tentang peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’  Siswa Kelas 1 SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang”.
                                                                                                                
B.      Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka fokus penelitian dalam PTK  ini  adalah “Apakah motivasi belajar PKn dapat meningkat dengan penerapan metode ‘Tatas’ pada siswa kelas I SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang”.

C.      Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi meningkatnya motivasi belajar pelajaran PKn pada siswa kelas I SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan penerapan metode ‘Tatas’ dalam pembelajaran mata pelajaran PKn. Dengan peningkatan motivasi belajar pada siswa, diharapkan juga membawa dampak positif yaitu peningkatan prestasi belajar pada pelajaran PKn.

DAFTAR  RUJUKAN
  1. DePorter, B. & Hernacki, M. 1992Quantum Learning: unleashing the Genius inYou. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Kaifa.
  2. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
  3. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2001.  Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  4. Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI.
  5. Miftah Toha. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.
  6. Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju.
  7. Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  8. Nazir, Moh.  1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
  9. Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
  10. Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur.
  11. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).Jakarta: Bumi Aksara.
  12. Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.