GEN LINKAGE

BERANGKAI / PAUTAN GEN

Peristiwa berangkai dapat terjadi pada kromosom tubuh (autosom) maupun pada kromosom kelamin (gonosom). Gen-gen jumlahnya hingga ribuan pada tiap kromosom. Peristiwa terdapatnya dua atau lebih banyak gen pada sebuat kromosom yang sama disebut “berangkai/Linkage”. Gen-gennya dinamakan Gen Linkage atay Gen terangkai


.
Gambar Posisi gen terangkai pada kromosom

Gambar dapat diterangkan bahwa Kromosom Homolog memperlihatkan gen-gen A, B, C, D, E, F dengan alelnya a, b, c, d, e, f, dll. Jika Gen A berangkai dengan gen B, C, D, dst pada kromosom yang sama. Begitu pula alel mereka yaitu gen a berangkai dengan gen b, c, d, dst pada kromosom homolognya.maka gamet yang terbentuk menjadi berkurang tidak seperti jika tidak terjadi Linkage OK


RATIO HARAPAN GEN-GEN TIDAK TERPAUT

Misal : jika sapi hitam tidak bertanduk heterozigot (BpPp) disilangkan dengan sapi merah bertanduk (bbpp) maka ratio harapan hasil persilangan ini adalah 1/4 BbPp (hitam tidak bertanduk) : 1/4 Bbpp (hitam bertanduk) : 1/4 bbPp (merah tidak bertanduk) : 1/4 bbpp (merah bertanduk) Untuk mengetahui genotip suatu individu dilakukan jalan menyilangkannya dengan individu yang homozigot resesif yang disebut testcross. Ratio fenotipe harapan dari testcross yang gen-gennya tidak terpaut adalah 1 : 1 : 1 : 1.


RATIO HARAPAN GEN-GEN TERPAUT

Misal : Gen C pada tikus mengontrol munculnya warna (umumnya hitam) sedangkan alel resesif (c) dalam keadaan homozigot resesif akan menghasilkan warna albino. Alel dominan F menghasilkan bulu normal sedangkan alel resesif (f) menghasilkan bulu kusam. Jika tikus hitam berbulu normal heterozigot (CcFf) disilangkan dengan tikus albino berbulu kusam maka hanya akan dihasilkan 2 macam fenotip yaitu 1/2 CCFF (hitam berbulu normal) dan 1/2 ccff (albino berbulu kusam). Gamet yang dihasilkan oleh F1 yang bergenotip CcFf seharusnya adalah CF, Cf, cF dan cf. Namun karena gen C dan F terpaut maka hanya ada 2 macam gamet yang terbentuk yaitu CF dan cf. Akibatnya hasil testcross dihibrida hanya menghasilkan 2 macam fenotipe .



Gambar 13. Kondisi gen yang berangkai


Kondisi ini menunjukkan bahwa gen C-c dan F-f bukan terletak pada kromosom yang berbeda tapi pada kromosom yang sama, artinya mereka berangkai/berpautan.


PINDAH SILANG / “CROSSING-OVER”


Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis pada semua mahluk hidup. Pindah silang ialah proses penukaran segmen dari kromatid; terjadi antara kromatid yang bukan pasangannya dari kromosom homolong dan berlangsung pada saat kromosom mengganda menjadi 2 kromatid berpasangan (bersinapsis) dan yang homolog bergandeng pada bidang ekuator. Kejadiannya berlangsung pada tahap akhir profase dan metaphase pada pembelahan meiosis I. Tempat persilangangan 2 kromatid disebut chiasma. Kromatid-kromatid yang bersilanganitu akan melekat dan putus di bagian chiasma, kemudia tiap potongan akan melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik. Akibat pindah silang adalah tertukarnya materi kromosom. Pindah silang dibedakan atas :
1. Pindah silang tunggal ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat dan menyebabkan terbentuknya 4 macam gamet, yaitu CF dan cf yang disebut tipe gamet tetua/tipe parental karena memiliki gen seperti yang dimiliki induk/parentalnya dan Cf dan cF yang disebut tipe gamet rekombinasi karena merupakan gamet tipe baru sebagai hasil adalanya pindah silang. Gamet tipe parental dibentuk dalam jumlah yang lebih banyak karena tidak mengalami gangguan pindah silang sedangkan gamet tipe rekombinasi dibentuk lebih sedikit. Akibatnya keturunan yang mempunyai sifat seperti parental selalu berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan keturunan tipe rekombinasi


GambarProses pindah silang tunggal

Jika individu hasil pindah silang ini ditestcross (disilangkan dengan ccff) maka hasil persilangannya adalah 79,4 & fenotipe tetua dan 20,6 % fenotip rekombinasi

2. Pindah silang ganda ialah pindah silang yang terjadi di dua tempat (“double crossing over”). Biasanya terjadi pada 3 buah gen yang berangkai pada satu kromosom 

Gambar Proses pindah silang ganda

PENEKANAN PINDAH SILANG

Banyak faktor ekstrinsik dan intrinsik berperanserta pada laju pindah silang seperti pengaruh kelamin, umur, temperatur, jarak ke sentromer, dll. Salah satu kasus penekanan pindah silang spesifik adalah sama sekali tidak adanya pindah silang pada drosophila jantan.


PENUTUP

Setelah anda mempelajari bab ini diharapkan anda lebih mengerti tentang proses penentuan jenis kelamin dan kelainan-kelainan yang bisa terjadi. Semuanya diharapkan bisa menjadi masukan berarti untuk mengenal dan mempelajari lebih dalam tentang mahluk hidup. Tentunya anda bisa lebih memahami kelainan fenotip dari manusia, hewan maupun tumbuhan yang ada di lingkungan anda. Intinya adalah semua yang kondisi terjadi adalah diluar kuasa manusia dan manusia hanya bisa berusaha mengetahui mengapa dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi………………. Selain itu materi gen letal pun semoga bisa membuka pemahaman anda bila menemui kondisi individu terlahir mati namun cacat.


LATIHAN

  1. Jelaskan degradasi pola warna bulu kuda, warna bulu sapi dan sifat bertanduk pada domba yang terkait dengan alel ganda
  2. Pola warna mentok dikontorol oleh minimal 3 alel, yaitu mallard (M), mallard terbatas (m) dan dusty (d). Jika mentok berwarna mallard homozigot disilangkan dengan mentik berwarna dusty homozigot lalu antar F1 interse dan dihasilkan 3/4 mentok warna mallard dan 1/4 mentok warna dusty. Jika mentok warna mallard terbatas disilangkan dengan mentok warna dusty lalu antar F1 interse maka dihasilkan 3/4 mentok warna mallard terbatas dan 1/4 mentok warna dusty. Jika mentok warna mallard terbatas homozigot disilangkan dengan mentok warna mallard homozigot, maka tentukan ratio fenotipe hasil persilangan tersebut.


NOTE

  1. Kariotipe : susunan kromosom suatu individu
  2. Kromatid : dua benang halus yang membentuk kromosom yang mudah diwarnai; bagian nucleus sel yang berwarna lebih gelap yang membentuk anyaman halus.