REFLEKSI DI SEMAK DAUN


Maha Suci Allah...
Alhamdulillaah beberapa hari yang lalu Allah mengizinkan diriku dan keluarga menikmati perjalanan di bumi cinta-Nya. JOURNEY TO SERIBU ISLAND – Backpackeran semaunya tidak ada agenda , ridak protokoler dan tentu menikmati apa yang diberikan Tuhan dengan syukur kehidupan yang indah yang bermartabat dan yang jelas seperti perjalanan ke surga ( yak yak o koyo wis weruh neroko ). Salah satu yang aku ingat adalah ketika di pulau Kotok dan menikmati tidur di hutan di Pulau Semak Daun ….Ya Allah Gusti Allah emang Luar biasa menciptakan karyanya …yang jelas
Ketika aku melihat pohon besar merenung , menikmati , aku takjub juga dengan yang namanya pohon. Begitu dhsayatnya Pohon menyintai karya Ilahi-Nya.
Sebatang pohon yang kita lihat seolah diam tak bergerak, ketika ada tenaga yang menggoyang batang dan daunnya. Ia tak akan melawan ketika manusia menyakitinya bahkan dengan garang menebangnya. Pohon seperti makhluk yang tak patut dikasihani dan tak punya daya apapun. Tumbuhan secara umum memberikan banyak manfaat kepada semua penghuni bumi ini. Ilmu tumbuhanlah yang pertamakali diajarkan oleh-Nya kepada Nabi Adam di surga.
Secara disiplin pohon memekarkan bunga dan memunculkan buahnya, sebagai salah satu bukti cinta_NYA buat diriku, dirimu dan semua makhluk-Nya. Lewat akarnya, pohon bisa menahan air dan tanah serta mampu melindunginya dari kekeringan dan longsor.
Pohon tak pernah ingkar dan khianat dalam tugasnya. Setiap saat pohon tak berhenti mengeluarkan oksigen yang manusia butuhkan dalam kehidupan ini. Dengan tak kenal lelah, pohon menghisap udara kotor, karbon dioksida lalu mengubahnya hingga udara menjadi bersih dan sejuk. Sungguh DIA Maha Besar ! Maka nikmat DIA yang mana lagi yang bisa kita ingkari. Darimana semua kenikmatan ini kalau bukan dari DIA.
Saat pohon disakiti, ia tetap memberikan cintanya. Manusia membuang kotorannya dibalik pohon, ia tetap memberikan kesejukan dan menetralisir bau lewat kelembaban tanah dan bunga yang wangi. Manusia melemparnya dengan batu, pohon membalasnya dengan bunga dan buah. Manusia melukai dan mencongkel batangnya, pohon membalasnya dengan getah dan buahnya yang lebat. Itulah pohon.
Pohon mengajari cinta tak terbatas padaku, padamu dan pada semua makhluk-Nya. Cinta tumbuh dalam suka maupun duka. Ia memiliki kekuatan memberi yang tak pernah pudar. Bahkan pada saat yang menyakitkan menimpa pohon, ia sanggup memberi cinta terbaiknya.
Lewat daunnya yang lebat, pohon setiap hari memberikan kelembaban pada udara dan ikut andil dalam proses turunnya hujan. Pada saat-saat tertentu, daun-daun yang sudah tua dengan ikhlas menggugurkan dirinya dari pohon. Daun itu tak perlu bersedih, karena DIA Maha Tahu pengorbanan setiap helai daun.
kata kiai dalam kotbahnya di tipi secara tak sengaja saya dengar penggalan ayat yang diartikan begini "............DIA mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun yang gugur, pasti Allah mengetahuinya..... lha ini dipastikan "Ketika pohon mati, cintanya ternyata tak berhenti, karena lewat angin, air, serangga dan hewan lainnya, pohon menitipkan bijinya untuk disebarkan di seluruh bumi cinta-Nya.
Biji yang ia titipkan pada angin, akan bersemi diseluruh penjuru mata angin. Biji yang ia titipkan pada air, akan menyeruak tumbuh ditempat yang tak mungkin kita bayangkan sebelumnya. Biji yang dititipkan pada serangga dan hewan, dibawa dengan setia lalu ditimpatkan pada tanah yang terbaik yang memungkinkan biji itu tumbuh. Biji-biji itu akan tumbuh meneruskan cinta pohon sebelumnya. Sungguh DIA Maha Besar!
This is the love of trees
hay Pohon....he uwit ... dudu duwit ...bodo
Bisakah aku kamu kita semua we all together belajar dari cintamu yang tak pernah mati? Lalu tetap meneruskan cinta kami meskipun kelak kamipun menemui KEMATIAN. True love is never ending. Cinta sejati itu tak pernah mati.
Menanam satu pohon dan mengurusnya sampai besar ibarat membangun satu istana. Menghancurkan satu pohon ibarat menghancurkan satu istana. Menanam banyak pohon dan mengurusnya hingga tetap hidup berarti menyelamatkan dunia !
”Dua pilihan agar kita bisa memberikan cahaya; pertama menjadi lilin yang menjadi sumber cahaya atau menjadi cermin yang memantulkannya”

so next


Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit,
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau.

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua orang menjadi nahkoda,
tentu harus ada awak kapalnya….

Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi-rendahnya nilai dirimu.
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri.
Lakukan yang berguna bagi sesama.

Sekecil apapun partisipasi kita asalkan dengan hati yang tulus, dampaknya bisa menjadi besar!

Jangan tertarik pada keglamouran hidup tanpa kerohanian yang kuat & karakter baik yang teguh.
Be humble.
Jadilah berguna bagi sesama & Syukuri setiap kenikmatan hidup yang ƬǙƝ berikan.