Benarkah Masuk Lebih Siang, membuat Siswa Mudah Konsentrasi

Terkantuk-kantuk saat mengikuti pelajaran kerap dialami oleh sebagian siswa di sekolah. Jauhnya jarak tempuh ditambah kemacetan lalu lintas dan keharusan bangun lebih pagi membuat mereka kehilangan konsentrasi saat tiba di sekolah.
Para pelajar di Jakarta mungkin banyak yang mengalaminya. Sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat keputusan memajukan jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB, banyak pelajar yang harus bangun lebih pagi, sehingga waktu tidur mereka menjadi berkurang. Padahal, kebijakan ini berpotensi menimbulkan risiko besar bagi perkembangan dan kecerdasan anak.

Hingga saat ini, memang belum ada studi khusus tentang dampak dimajukannya jam masuk sekolah di Jakarta. Tetapi sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat mungkin dapat dijadikan rujukan. Studi ini setidaknya memberi gambaran betapa anak-anak membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup guna menyerap pelajaran dengan lebih baik.

Penelitian kecil ini dilakukan di sebuah sekolah di Rhode Island dengan memundurkan jam masuk sekolah 30 menit lebih telat dari jadwal sekolah pada umumnya. Penelitian ini dirancang untuk melihat perubahan kebiasaan tidur serta perilaku, dan tidak bertujuan memonitor kinerja akademis siswa.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine bulan Juli itu mengindikasikan, memundurkan jam sekolah memberikan manfaat besar bagi para siswa.

"Hasilnya menakjubkan. Kami sama sekali tak menyangka," kata Patricia Moss, dekan akademis St. George's School di Middletown Rhode Island.

Menerapkan jam masuk sekolah lebih siang 30 menit dari jam sekolah pada umumnya membuat para siswa lebih konsentrasi terhadap pelajaran di kelas, suasana hati siswa cenderung baik, mengurangi kasus keterlambatan dan membuat para murid menyempatkan diri untuk sarapan sehat.

Para peneliti mengatakan, ada banyak alasan mengapa 30 menit dapat membuat perbedaan besar. Remaja cenderung tengah berada dalam kondisi tidur lelap ketika mereka harus bangun untuk pergi sekolah di pagi hari. Kekurangan tidur ini dapat membuat mereka linglung, terutama yang sulit tidur sebelum pukul 11.00 malam.

Menurut Dr Judith Owens, peneliti sekaligus dokter anak di Hasbro Children's Hospital di Providence, temuan ini adalah sesuatu yang ilmiah dan menguatkan bukti bahwa mengubah jam masuk sekolah memberikan manfaat bagi anak remaja.

Fakta bahwa studi ini ekslusif hanya dilakukan di St. George's School, Middletown, kata Owens, tidak melemahkan hasil penelitian. Namun Owens mengakui, akan ada banyak tantangan bagi sekolah-sekolah umum untuk menerapkan usulan ini, seperti padatnya jadwal angkutan dan kesibukan orang tua. Walau begitu, beberapa sekolah di Minneapolis dan West Des Moines telah menerapkan usulan ini.

Dalam risetnya, peneliti melakukan survei terhadap kebiasaan tidur 201 siswa SMA selama 9 minggu. Menurut hasil survei ini sangat mengesankan, sehingga sekolah membuat perubahan permanen terhadap jam masuk sekolah.

Jam masuk para murid yang biasanya pukul 08.00, mundur menjadi 08.30. Kemudian setiap jam pelajaran dipotong 5 hingga 10 menit untuk membuat jam pulang sekolah tetap pada jam normal dan mencegah jam pulang lebih siang sehingga dapat menganggu aktivitas di luar sekolah.

Hasilnya, terdapat peningkatan laporan pada siswa yang tidur sedikitnya selama delapan jam dari 16 persen menjadi hampir 55 persen. Laporan siswa yang mengantuk di siang hari pun turun dari 49 persen menjadi 20 persen.

Laporan siswa yang kesiangan juga dilaporkan menurun hingga setengah, para siswa juga mengaku tidak lagi merasa terlalu tertekan atau kesal, kunjungan pada bagian kesehatan juga menurun drastis. Sementara permintaan sarapan pagi yang disiapkan bagi siswa meningkat dua kali lipat. Moss mengatakan, dengan siswa menyempatkan sarapan sehat dapat membantu konsentrasi saat pelajaran.
@kompas.com