Filosofi Akar
Akar tidak pernah bertanya : kapan akan menjadi daun hijau ?, kapan akan menjadi bunga yang indah dipandang ? kapan akan menjadi buah yang segar ? kapan ingin menjadi ini, itu atau apapun.... karena dia adalah tonggak utama sebuah pohon ...menyediakan materi yang diperlukan dari lingkungan untuk suatu aktifitas meski tak tampak di permukaan
Batang, bunga, daun, dan bagian pohon lainnya pada akhirnya akan sadar bahwa selama ini mereka ada atas kerja keras akar. Tanpa akar maka bagian pohon lainnya tidak akan dapat berdiri kokoh. Akar akan mati dengan bangga karena selama ini ia tidak menggantungkan dirinya kepada siapapun atau kepada pihak lain...
Lain halnya dengan filosofi hidup yang kebanyakan manusia menggunakannya... yaitu menggantungkan diri kepada orang lain, sangat dependent .......Dimana, ketika tidak ada bantuan maka yang ada hanyalah putus asa yang kemudian ' nglokro " kemudian berujung kepada “ kematian ” yang tidak diharapkan...
Selama hidup sebagian manusia hanya dapat menyusahkan orang lain, membuatnya repot bahkan tidak jarang membuatnya marah, seperti halnya orang tua yang selalu mendidik serta memperhatikan masa depan sang buah hati, namun siapa sangka ketika dewasa sang buah hati dengan tanpa beban meninggalkannya tanpa memikirkan jasa yang telah deberikan selama hidupnya. Maka, tidak heran bila ada pepatah yang mengatakan “ air susu dibalas dengan air tuba ”
Jadilah seperti akar setia untuk organ lainnya , dibelakang layar , namun ia tetep biasa saja