Tujuh Aspek Pendidikan Karakter yang Diajarkan oleh Rosullulah

Sejak 14 abad yang lalu, sebelum dunia barat mengenal sistem active learning, model pendidikan yang aktif dan inspiratif telah dilakukan oleh Rasullullah s.a.w. Beliau adalah guru besar yang mengganggap semua muridnya adalah sahabat. Beliau tidak pernah mengindoktrinasi mereka, namun berusaha menginspirasi dan memotivasi hingga semua muridnya menjadi semakin haus akan ilmu dan selalu menunggu-nunggu kehadiran beliau. Beliau adalah teladan yang paling sempurna.



Rasullullah s.a.w. bersabda: "Didalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila daging itu suci, maka sucilah seluruh tubuh, tetapi jika daging itu kotor maka kotorlah seluruh tubuh. Segumpal daging itu disebut hati".

Hati adalah pusat segalanya, maka sebelum memulai mengajar dan belajar hati kita harus bersih dan ikhlas. Guru ikhlas mengajar dan murid ikhlas diajar.



Kita sering merasa sedih dengan kejadian-kejadian dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini. Betapa anak kita telah belajar, cara-cara berbuat curang, dan menghalalkan perbuatan curang untuk mencapai nilai yang tinggi. Sebagai guru kita perlu instropeksi diri, sudah ikhlaskah kita dalam mengajar...? sudahkan kita mengajari anak-anak kita ikhlas dalam belajar...? kelihatan kita semua telah melupakan suatu aspek yang penting dalam mendidik anak-anak kita. Mendidik dan membentuk karakter mereka.



Almarhum Dawud Tauhidi, seorang muallaf dari Philadelpia, Amerika Serikat, merasa terkesan akan keindahan model pendidikan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. semasa hidupnya. Ia menulis sebuah buku yang berjudul The Tarbiyah Project, dan selama hidupnya ia mempraktekkan model pembelajaran nabi dengan mendirikan sebuah sekolah Islam di Amerika.



Pendidikan dalam Islam sangat menyeluruh, dengan tujuan utama memberikan pelayanan kepada Allah s.w.t.

Terdiri 7 aspek yaitu:

1. Aspek spiritual.

Pengembangan aspek spiritual merupakan fokus utama dalam pendidikan karakter. Kesadaran akan konsep ketuhanan akan membentuk kekuatan Illahiyah dalam pola pikir, dan pola tindak. Tujuan akhir dalam pembelajaran adalah tauhid dengan ilmu dan amal yang seimbang dalam pelaksanaannya.

2. Aspek moral

Aspek moral merupakan wujud dari aspek spiritual. Keyakinan spiritual akan terlihat dalam bentuk sikap. Sikap yang baik terhadap orang lain menunjukkan tingkat iman dan taqwa seseorang. Tujuan dari kurikulum ini adalah membentuk pribadi yang berakhlak mulia.

3. Aspek intelektual

Aspek intelektual dikembangkan dengan menitik beratkan pada penguasaan pengetahuan yang bermakna yang membawa seseorang menjadi lebih dekat dengan Allah. Ilmu adalah bekal yang bermanfaat bagi setiap muslim oleh karena itu setiap muslim wajib menuntut ilmu. Pengembangan aspek intelektual dengan model discovery learning diharapkan dapat membentuk kecintaan akan belajar.

4. Aspek fisik

Aspek fisik juga merupakan hal yang penting, semua aspek tidak akan bermanfaat jika fisik sakit, tidak sehat. Untuk itu Islam juga mengajarkan tentang makanan yang sehat, beroalah raga dan menghindari merokok dan minuman keras, karena hal ini sangat mempengaruhi kesehatan manusia.

5. Aspek hubungan intrapersonal

Yang menjadi fokus dari aspek hubungan interpersoanal adalah mengembangkan konsep ihsan dan pengembangan emosi anak. Pada aspek ini diharapkan anak akan belajar berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan hubungan intrapersonal yang berkualitas.

6. Aspek budaya

Aspek budaya mengajarkan kehidupan keseharian, bagaimana menjadikan kehidupan berjalan searah dengan prinsip dan nilai-nilai islam. Tujuannya adalah menjadikan islam sebagai gaya hidup dan arah kehidupan. Anak akan diajarkan bahwa Islam itu kaffah/menyeluruh, islah bukan hanya agama/kepercayaan tetapi mencakup budaya, tradisi, gaya hidup, integritas, perubahan, tantangan dan masa depan.

7. Aspek sosial

Aspek sosial adalah aplikasi dari keseluruhan aspek pendidikan. Setelah anak siap secara moral dan spiritual, mereka akan dapat memahami bahwa melayani orang lain adalah suatu bentuk ibadah dan salah satu bentuk pelayanan kepada Tuhan.



Tujuh aspek di atas merupakan pilar-pilar pendidikan yang harus ditegakkan dengan menggunakan hati. Al Quran mengajarkan bahwa mendidik harus menggunakan hati. Guru harus dapat menginspirasi. Guru yang inspiratif akan memotivasi siswa untuk giat belajar, haus akan ilmu, mencari dan mengembangkan sendiri. Pada akhirnya siswa akan memahami bagaimanan aplikasi ilmu yang dipelajarinya karena ia sudah memahami hikmahnya.



Rasullullah menerapkan Active Learning



Dalam setiap kali mengajar, Rasullullah selalu mengganggap murid-muridnya sahabat, mereka duduk melingkar dan tak ada jarak antara guru dan murid. Rasullulah tidak pernah mengindoktrinasi murid-muridnya namun melibatkan mereka secara aktif, hingga dapat menemukan sendiri konsep ajarannya.

Ketika murid-muridnya berbeda persepsi atas apa yang diajarkan oleh Rasullullah, beliaupun berlaku sangat arif, menerima perbedaan sebagai dinamika dalam masyarakat yang justru akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.



Setelah kita mempelajari 7 aspek diatas maka apa yang akan kita lakukan?. Jika kita diam saja, melanjutkan kebiasaan lama mengajar, untuk menghindari kesulitan, maka bagaimana masa depan anak-anak kita?.

Mari bersama-sama memulai langkah baru merombak rencana mengajar yang lama dan berusaha mengaplikasikan 7 aspek di atas dalam pengajaran kita.

Harapan kita adalah Besok lebih baik dari pada hari ini. SELAMAT BERJUANG MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA.



disarikan dari Majalah Hidayatullah, Sya'ban 1432